KASAD: Pelaku Penembakan Danramil Adalah GPK
VIVAnews - Insiden penyerangan terhadap Komandan Koramil Tembagapura, Kapten Inf Ronald Nainggolan serta dua anggotanya yang saat itu sedang mengendarai mobil, dilakukan oleh Gerakan Pengacau Keamanan (GPK).
"Yang melakukan penyerangan ke Danramil itu GPK bukan OPM, kita sebut GPK karena sengaja untuk megacau keamanan disana," kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat di Jakarta, Kamis 10 September 2009.
Saat ini TNI AD sudah melakukan operasi terpadu dengan polisi setempat, sesuai instruksi diatas. "GPK itu seperti dulu mereka lebih menguasai medan sehingga tidak terdeteksi sedangkan kita (TNI) tidak," tuturnya.
Selain itu, memang Papua itu merupakan daerah yang masih rawan dan disana orang-orang ini (GPK) beberapa waktu lalu juga melakukan aksi penembakan.
Sebelumnya, aksi penembakan kembali terjadi di areal PT Freeport Tembagapura Papua tepatnya di Mile 41, Rabu 9 September 2009. Kali ini sasarannya adalah Danramil Tembagapura, Kapten Inf Ronald Nainggolan serta dua anggotanya yang saat itu sedang mengendarai mobil.
Mereka ditembaki oleh dua orang anggota kelompok bersenjata dari jarak dekat. Akibatnya tembak menembak pun terjadi.
Kepala Penerangan Kodam 17 Cenderawasih Papua Letkol Infantri Susilo ketika dikonfirmasi membenarkan adanya penembakan itu. Menurut dia, penembakan terjadi ketika Danramil beserta dua anggotanya dari Timika menuju Tembagapura mengangkut logistik.
Saat mobil mereka melintas tepat di Miel 41, dua orang gerombolan bersenjata menembaki. "Karena ditembak, Danramil dan anggotanya dengan kondisi mobil jalan balas menembak, sehingga tembak menembak pun terjadi, sambil mobil terus melaju kearah Tembagapura," kata dia.
Akibat penembakan itu tidak ada korban, tapi mobil yang dikendarai Ronald Naingolan rusak. Kaca sebelah kanan dan badan mobil sebelah kanan berlubang akibat tertembus peluru. "Danramil dan anggotanya tidak berhenti, karena kekuatan mereka nampak tak seimbang," tambah Susilo.
Meski ada penembakan itu, tapi kondisi di lokasi Freeport tetap dalam kondisi kondusif, dan saat ini pelaku penembakan sedang dalam pengejaran.
• VIVAnews
Kelompok Bersenjata Kembali Tembaki Kendaraan di Areal Freeport
Jayapura (ANTARA News) - Kelompok kriminal bersenjata, Rabu, kembali berulah di areal PT.Freeport dengan menembaki kendaraan yang melintas di kawasan itu, namun penembakan yang terjadi dua kali itu tidak menimbulkan korban jiwa.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Agus Riyanto ketika dihubungi ANTARA News mengakui terjadinya insiden di areal PT.Freeport itu.
Kasus penembakan pertama yang terjadi di mill 45 terjadi sekitar jam 06.55 WIT saat bus milik perusahaan penambangan tersebut melintas dengan no lambung 140194 dengan supir bernama Munto.
Akibat penembakan itu, kaca bus bagian samping di belakan supir pecah, dan radiator bocor.
Bus naas dalam keadaan kosong itu sebelumnya telah mengantar karyawan ke mile 50 dan hendak kembali ke pool kendaraan di mile 38, jelas Kombes Agus Riyanto.
Ditambahkan, untuk kasus penembakan yang kedua terjadi sekitar jam 13.00 WIT, saat kendaraan pengangkut makanan untuk anggota di pos melintas di mile 45.
Seperti halnya kasus penembakan pertama, kasus penembakan ke dua juga tidak menimbulkan korban jiwa, jelas Kombes Riyanto seraya menambahkan saat ini anggota sedang melakukan pengejaran pelakunya.(*)
COPYRIGHT © 2009
Text of H.R. 2410: Foreign Relations Authorization Act, Fiscal Years 2010 and 2011
Email this article
Printer friendly page
HR 2410 RH
Union Calendar No. 69
111th CONGRESS
1st Session
H. R. 2410
[Report No. 111-136]
To authorize appropriations for the Department of State and the Peace Corps for fiscal years 2010 and 2011, to modernize the Foreign Service, and for other purposes.
IN THE HOUSE OF REPRESENTATIVES
May 14, 2009
Mr. BERMAN introduced the following bill; which was referred to the Committee on Foreign Affairs
June 4, 2009
Reported with an amendment, committed to the Committee of the Whole House on the State of the Union, and ordered to be printed
[Strike out all after the enacting clause and insert the part printed in italic]
[For text of introduced bill, see copy of bill as introduced on May 14, 2009]
EC. 1123. WEST PAPUA.
(a) Findings- Congress finds the following:
(1) West Papua was a former Dutch colony just as East Timor was a former Portuguese colony just as Indonesia was a former colony of the Netherlands.
(2) In 1949, the Dutch granted independence to Indonesia and retained West Papua.
(3) In 1950, the Dutch prepared West Papua for independence.
(4) However, Indonesia, upon achieving independence, demanded the entire archipelago including the Dutch holding of West Papua and the Portuguese controlled territory of East Timor.
(5) In 1962, the United States mediated an agreement between the Dutch and Indonesia. Under terms of the agreement, the Dutch were to leave West Papua and transfer sovereignty to the United Nations after which time a national election would be held to determine West Papua’s political status. But almost immediately after this agreement was reached, Indonesia violated the terms of the transfer and took over the administration of West Papua from the United Nations.
(6) Indonesia then orchestrated an election that many regarded as a brutal military operation. In what became known as an ‘act of no-choice’, 1,025 West Papua elders under heavy military surveillance were selected to vote on behalf of more than 800,000 West Papuans on the territory’s political status. The United Nations Representative sent to observe the election process produced a report which outlined various and serious violations of the United Nations Charter. In spite of the report and in spite of testimonials from the press, the opposition of fifteen countries, and the cries of help from the Papuans themselves, West Papua was handed over to Indonesia in November 1969.
(7) Since this time, the Papuans have suffered blatant human rights abuses including extrajudicial executions, imprisonment, torture, environmental degradation, natural resource exploitation and commercial dominance of immigrant communities and it is now estimated that more than 100,000 West Papuans and 200,000 East Timorese died as a direct result of Indonesian rule especially during the administrations of military dictators Sukarno and Suharto.
(8) Today, the violence continues. In its 2004 Country Reports on Human Rights Practices the Department of State reports that Indonesia ‘security force members murdered, tortured, raped, beat and arbitrarily detained civilians and members of separatist movements especially in Papua’.
(9) In response to international pressure, Indonesia has promised to initiate Special Autonomy for West Papua.
(10) Considering that East Timor achieved independence from Indonesia in 2002 by way of a United Nations sanctioned referendum, Special Autonomy may be an effort to further disenfranchise a people who differ racially from the majority of Indonesians.
(11) West Papuans are Melanesian and believed to be of African descent.
(b) Reports-
(1) SECRETARY OF STATE- For fiscal year 2010, the Secretary of State shall submit to the appropriate congressional committees a report on the 1969 Act of Free Choice, the current political status of West Papua, and the extent to which the Government of Indonesia has implemented and included the leadership and the people of West Papua in the development and administration of Special Autonomy.
(2) PRESIDENT- For each of fiscal years 2010 and 2011, the President shall transmit to the appropriate congressional committees a report that contains a description of the extent to which the Government of Indonesia has certified that it has halted human rights abuses in West Papua.
http://www.opencongress.org/bill/111-h2410/text
Printer friendly page
HR 2410 RH
Union Calendar No. 69
111th CONGRESS
1st Session
H. R. 2410
[Report No. 111-136]
To authorize appropriations for the Department of State and the Peace Corps for fiscal years 2010 and 2011, to modernize the Foreign Service, and for other purposes.
IN THE HOUSE OF REPRESENTATIVES
May 14, 2009
Mr. BERMAN introduced the following bill; which was referred to the Committee on Foreign Affairs
June 4, 2009
Reported with an amendment, committed to the Committee of the Whole House on the State of the Union, and ordered to be printed
[Strike out all after the enacting clause and insert the part printed in italic]
[For text of introduced bill, see copy of bill as introduced on May 14, 2009]
EC. 1123. WEST PAPUA.
(a) Findings- Congress finds the following:
(1) West Papua was a former Dutch colony just as East Timor was a former Portuguese colony just as Indonesia was a former colony of the Netherlands.
(2) In 1949, the Dutch granted independence to Indonesia and retained West Papua.
(3) In 1950, the Dutch prepared West Papua for independence.
(4) However, Indonesia, upon achieving independence, demanded the entire archipelago including the Dutch holding of West Papua and the Portuguese controlled territory of East Timor.
(5) In 1962, the United States mediated an agreement between the Dutch and Indonesia. Under terms of the agreement, the Dutch were to leave West Papua and transfer sovereignty to the United Nations after which time a national election would be held to determine West Papua’s political status. But almost immediately after this agreement was reached, Indonesia violated the terms of the transfer and took over the administration of West Papua from the United Nations.
(6) Indonesia then orchestrated an election that many regarded as a brutal military operation. In what became known as an ‘act of no-choice’, 1,025 West Papua elders under heavy military surveillance were selected to vote on behalf of more than 800,000 West Papuans on the territory’s political status. The United Nations Representative sent to observe the election process produced a report which outlined various and serious violations of the United Nations Charter. In spite of the report and in spite of testimonials from the press, the opposition of fifteen countries, and the cries of help from the Papuans themselves, West Papua was handed over to Indonesia in November 1969.
(7) Since this time, the Papuans have suffered blatant human rights abuses including extrajudicial executions, imprisonment, torture, environmental degradation, natural resource exploitation and commercial dominance of immigrant communities and it is now estimated that more than 100,000 West Papuans and 200,000 East Timorese died as a direct result of Indonesian rule especially during the administrations of military dictators Sukarno and Suharto.
(8) Today, the violence continues. In its 2004 Country Reports on Human Rights Practices the Department of State reports that Indonesia ‘security force members murdered, tortured, raped, beat and arbitrarily detained civilians and members of separatist movements especially in Papua’.
(9) In response to international pressure, Indonesia has promised to initiate Special Autonomy for West Papua.
(10) Considering that East Timor achieved independence from Indonesia in 2002 by way of a United Nations sanctioned referendum, Special Autonomy may be an effort to further disenfranchise a people who differ racially from the majority of Indonesians.
(11) West Papuans are Melanesian and believed to be of African descent.
(b) Reports-
(1) SECRETARY OF STATE- For fiscal year 2010, the Secretary of State shall submit to the appropriate congressional committees a report on the 1969 Act of Free Choice, the current political status of West Papua, and the extent to which the Government of Indonesia has implemented and included the leadership and the people of West Papua in the development and administration of Special Autonomy.
(2) PRESIDENT- For each of fiscal years 2010 and 2011, the President shall transmit to the appropriate congressional committees a report that contains a description of the extent to which the Government of Indonesia has certified that it has halted human rights abuses in West Papua.
http://www.opencongress.org/bill/111-h2410/text
Persipura, yang terbaik di Indonesia
JAYAPURA-Yes! Persipura Jayapura berhasil menutup kompetisi Djarum Indonesia Super League dengan sempurna. Sriwijaya FC yang jadi lawan terakhir berhasil dibenamkan 4-1 di Stadion Mandala kemarin.
Penahbisan juara Persipura ini kian disempurnakan oleh Boaz Solossa yang dinobatkan menjadi pemain terbaik Superliga musim ini setelah perayaan selebrasi juara tadi malam.
Bahkan Bochi-panggilan akrabnya menjadi pencetak gol terbanyak bersama Christian Gonzalez setelah tadi malam El Locco-julukan Gonzalez mencetak satu gol ke gawang Persija Jakarta.
Keempat gol yang dihasilkan Persipura melalui Alberto Goncalvez di menit ke-23 setelah memaksimalkan penalti Boaz yang membentur tiang gawang. Kemudian gol kedua Persipura tercipta melalui kaki Jeremiah setelah memaksimalkan umpan Ian Luis Kabes di menit ke-34. Sedangkan dua gol terakhir diborong bomber Persipura Boaz Solossa di menit ke-56 melalui heading setelah memanfaatkan umpan Ian L Kabes dan di menit ke-72 setelah memaksimalkan umpan menyilang dari Beto.
Kemenangan tersebut langsung disambut puluhan suporter Persipura yang sudah menantikan pesta juara tersebut sejak pagi hari, sehingga begitu wasit Yandri meniup pluit panjang gemuruh dan sorak-sorak penonton pun kiang menjadi di Stadion Mandala. Letusan petasan dan kembang api tersebut menghiasi Stadion Mandala, menandakan Jayapura bahkan Papua berpesta.
Para pemain Persipura berlari saling peluk-pelukan meluapkan kegembiraannya, ketika dipersilahkan naik ke podium juara, dan pengalungan medali oleh Ketua Umum PSSI Nurdin Halid, didampingi oleh Gubernur Papua Barnabas Suebu dan Direktur BLI Andi Darussalam.
Mulai dari Ketua umum Persipura MR.Kambu hingga Kapten Pesipura Eduard Ivakdalam menerima medali. Suasana lebih meriah tatkala Ketua PSSI Nurdin Halid menyerahkan Piala Presiden kepada Gubernur Papua Barnabas Suebu serta memberikan piala tetap Super Liga Indonesia kepada Kapten Persipura Eduard Ivakdalam. Stadion Mandala pun kembali berpesta, selain mendapat juara Persipura juga menarima uang tunai sebesar Rp 2 M.
"Saya sangat gembira, kami memang pantas meraih gelar juara. Terus terang kami patut persembahkan ini bagi masyarakat Papua," kata Eduard Ivakdalam, yang tak bisa menyembuyikan rasa harunya, sampai-sampai dirinya harus mengeluarkan air mata.
"Saya memang terharu ketika mendapat gelar untuk kedua kali. Selain itu saya mendapat penghargaan dari LMA, namun lebih gembira lagi kami mampu menang dan merayakan pesta ini di depan masyarakat Papua sendiri," tambahnya.
Sementara itu Gubernur Papua Barnabas Suebu mengatakan kemenangan Persipura ini merupakan kemenangan masyarakat Papua.
"Persipura telah membawa nama baik masyarakat Papua. Saya juga sudah berbicara kepada Direktur BLI, bahwa pemerintah daerah akan berusaha untuk merenovasi Stadion Mandala agar Persipura tetap bisa menggelar Liga Champions di Jayapura," ujar orang nomor satu di Papua ini.
Usai menerima medali dan piala, para pemain bersama dengan para penonton pun tumpah ruah ke dalam lapangan, bersama dengan para pemain mereka mengelilingi lapangan dengan piala yang sudah diraih dengan kerja keras tersebut.
"Kami pantas memenangkan laga ini, anak-anak bermain dengan disiplin padahal mereka harus merayakan pesta, ini sesuatu yang luar biasa terutama dari segi mentalnya, semoga kami bisa meraih hal yang sama di Copa lagi," ujar pelatih Persipura Jacksen F Tiago, usai pertandingan.(cak)
Pemerintah RI tak cerdas, Papua terancam Lepas.
Situasi politik di papua terus memanas belum jauh dri ingatan kita kasus
penyerangan mapolsek abepura, oleh seklompok org bersenjata
kemudian kontak senjata antara TNI vs OPM di daerah perbatsan RI PNG, penguasaan bandara kapeso di kabupaten mamberamo raya oleh OPM dan yg baru saja terjadi hari senin hingga selasa tgl 25-26 mey 2009 terjadi kontak senjata lagi2 katanya antara OPM vs Brimob hingga status kota abepura berstatus siaga 1..
Terlepas dari banyak pengamat mengatakn bahwa hal ini adalh permainan
org2 di pusat untuk mengacaukan papua,namun kalo memang aksi ini di
dalangi oleh OPM sepertinya OPM sudah mulai ke perlawanan bersenjata secara gerilya dan tujuan nya tidak lain untuk menunjukkan eksistensi
mereka tetap ada dan juga untuk menarik pemerintah RI ke meja perundingan, karena sngat sulit kita memperoleh kemerdekaan kalo hanya mengandalkan diplomasi saja..namun hal ini juga harus di bayar mahal karena jatuhnya korban warga sipil, karena sangat jelas susah untuk membedakan antara OPM dan masyrakat Papua,krena OPM adlah org papua dan org papua adalh OPM..karena sispapun dia org papua baek kcl besar,tua muda laki perempuan di dalam hatinya ingin bebas dari kaum penjajah yg sangat rakus.
Pemerintah RI di nilai lambat dalm mengani maslah papua ,namun perlu di ketahui bahwa maslah papua bukan hanya soal meredamkn aspirasi
papua merdeka namun adalh suatu pekerjaan yg sangat sulit dimana hrus menghilangkan ideologi papua merdeka dari masyarakt papua yg
sudah mendarah daging,buktinya jelas ketika pemerintah RI memaksa org papua menerima OTSUS sebagi penyelesain akhir maslah papua dan
mereka sangat berharp bahwa ketika masyrakt Papua menerima OTSUS maka dengan demikian aspirasi merdeka akan hilanng dengan sendirinya,namun harapan itu sirna di telan bumi,pemerintah RI ibarat mimpi di siang bolong..maslah papua tak kunjung selasai justru makin meruncing mereka serba salah dalm menaggani maslah papua.
Prof. Dr.Ryass Rasyid, pakar otonomi daerah dalm suatu wawancara
dengan salh satu TV swasta nsional pagi tadi mengatakn, pemerintah RI
harus bersikap cerdas dan bijakjsana dalm menangani maslah papua dan Aceh karena bukan tidak mungkin kedua daerah ini akn lepas dari
pangkuan RI ini hanya maslah waktu saja katanya…
Sekali lgi saya mau katakan bahwa perjuangan kami untuk membentuk negara papua barat akn hilang bila saja dunia ini kiamat
“Morir Por La Patria es Vivir"”
penyerangan mapolsek abepura, oleh seklompok org bersenjata
kemudian kontak senjata antara TNI vs OPM di daerah perbatsan RI PNG, penguasaan bandara kapeso di kabupaten mamberamo raya oleh OPM dan yg baru saja terjadi hari senin hingga selasa tgl 25-26 mey 2009 terjadi kontak senjata lagi2 katanya antara OPM vs Brimob hingga status kota abepura berstatus siaga 1..
Terlepas dari banyak pengamat mengatakn bahwa hal ini adalh permainan
org2 di pusat untuk mengacaukan papua,namun kalo memang aksi ini di
dalangi oleh OPM sepertinya OPM sudah mulai ke perlawanan bersenjata secara gerilya dan tujuan nya tidak lain untuk menunjukkan eksistensi
mereka tetap ada dan juga untuk menarik pemerintah RI ke meja perundingan, karena sngat sulit kita memperoleh kemerdekaan kalo hanya mengandalkan diplomasi saja..namun hal ini juga harus di bayar mahal karena jatuhnya korban warga sipil, karena sangat jelas susah untuk membedakan antara OPM dan masyrakat Papua,krena OPM adlah org papua dan org papua adalh OPM..karena sispapun dia org papua baek kcl besar,tua muda laki perempuan di dalam hatinya ingin bebas dari kaum penjajah yg sangat rakus.
Pemerintah RI di nilai lambat dalm mengani maslah papua ,namun perlu di ketahui bahwa maslah papua bukan hanya soal meredamkn aspirasi
papua merdeka namun adalh suatu pekerjaan yg sangat sulit dimana hrus menghilangkan ideologi papua merdeka dari masyarakt papua yg
sudah mendarah daging,buktinya jelas ketika pemerintah RI memaksa org papua menerima OTSUS sebagi penyelesain akhir maslah papua dan
mereka sangat berharp bahwa ketika masyrakt Papua menerima OTSUS maka dengan demikian aspirasi merdeka akan hilanng dengan sendirinya,namun harapan itu sirna di telan bumi,pemerintah RI ibarat mimpi di siang bolong..maslah papua tak kunjung selasai justru makin meruncing mereka serba salah dalm menaggani maslah papua.
Prof. Dr.Ryass Rasyid, pakar otonomi daerah dalm suatu wawancara
dengan salh satu TV swasta nsional pagi tadi mengatakn, pemerintah RI
harus bersikap cerdas dan bijakjsana dalm menangani maslah papua dan Aceh karena bukan tidak mungkin kedua daerah ini akn lepas dari
pangkuan RI ini hanya maslah waktu saja katanya…
Sekali lgi saya mau katakan bahwa perjuangan kami untuk membentuk negara papua barat akn hilang bila saja dunia ini kiamat
“Morir Por La Patria es Vivir"”
AKAR PERMASALAHAN DAN SOLUSI KONFLIK DI PAPUA BARAT**
ASAL MULA NAMA PAPOEA,PUA PUA atau PAPUA,
Awal abad XVI bebrapa pelaut spanyol antara lain Antonio De Abreau dan Franscesco Serano di tahun 1511-1521 menyebut wilayah besar itu dengan nama “Os Papuas” atau juga Ilha de Papoe, pada kisaran tahun 1526-1527 Don jorge de menezes juga sempat mengunjungi Papua dan memberikan nama Papua, ia mengetahuinya dari juru tulis perjalanan Ferdinand Magelhans 1521 – 1522 dengan menggunakan kapal “Victoria” yang dinahkodai Kapten Juan Sebastian Del Cano.
yg bernama Antonio pigafeta nama papoe di ketahui saat perjalanan dari Tidore menuju spanyol. Nama Papua sendiri menurut org Tidore ialah Papo ua atau Pua pua yg berarti rambut keriting sedangkan orng melayu menyebut nya “Papoea”
PULAU EMAS ( ISLA DE ORO/ISLAND OF GOLD)
Pada 1529 Alvaro de Saavedra dalam pelayarannya dari Meksiko ke Tidore mencoba mencari dan menaklukan pulau yang disebut-sebut Isla de Oro (island of gold) Secara kebetulan, akibat hantaman angin kecang, kapal Alvaro de Saavedra pun terdampar di salah satu tempat pantai utara Biak . Alvaro de Saavedra dan anak buah kapalnya pun terpaksa tinggal di pulau kecil ini selama satu bulan, sembari mencari emas di pulau tersebut namun Ia sama sekali tidak menemukannya.
Pada 20 Juni 1545 seorang Spanyol bernama Ynigo Ortiz de Retes dengan kapal “San Juan” berlayar dari Tidore menuju Panama. De Retes sempat mencapai Sarmi (Bier) yang terletak di muara Sungai Mamberamo. De Retes kemudian memberikan nama pulau Papua dengan nama Nueva Guinea dan kemudian mengklaimnya sebagai milik raja Spanyol. De Retes memberi nama Nueva Guinea atau Guinea Baru, karena penduduk Pulau Papua memiliki kulit hitam seperti penduduk di Pantai Guinea di Afrika.
IRIAN : TANAH PANAS, TIANG PANAS, BANGSA YG DI ANGKAT ATAU IKUT REPUBLIK INDONESIA ANTI NETHERLAND.
Nama Papua hampir 2 abad lama nya di gunakan berkisar antara abad 17-19 selanjut nya pada awal tahun 1940 an, Residen J.P. Eechoud meminta untuk mengganti nama Papua dengan Irian yg di pelopori oleh Frans Kaisiepo dengan menganbil artian dari 3 bahasa daerah di Papua antara lain dalam bahasa Biak “iri “artinya tanah “an” artinya panas , jd tanh yg panas sedangkan dalm bahsa serui “iri” arti nya tanah “an” bangsa jd ting bangsa, sementara dalm bahsa merauke “iri” artinya tempat di angkat tinggi, “an” artinya bangsa yg diangkat tinggi.
Nama Irian secara umum di gunakan setelah 1 mei 1963 oleh Soekarno dengan sebutan Irian Barat dan pada tgl 1 maret 1973 dengan peraturan No 5 1973 nama Irian Barat di ganti oleh Soeharto menjadi Irian Jaya.
Namun berjalan nya waktu sebagian besar rakyat Papua mengganggap bahwa nama Irian adalah pelecehan jati diri sebuah bangsa, dimana nama Irian di plesetkan sebagai Ikut Republik Indonesia Anti Netherland.
IRIAN MENJADI PAPUA.
Memasuki era reformasi sebagian besar rakyat Papua menuntut pengembalian nama Irian Jaya menjadi Papua sebagai wujud jati diri sebuah bangsa, di awal 1 januari 2000 adalah Presiaden Indonesia Abdurrahmad Wahid atau Gus Dur yg dengan bijaksana memaklumkan kembalinya nama Papua hingga saat ini.
LETAK PAPUA MENURUT RUMPUN BANGSA
Kita ketahui bahwa dalam 2 benua Asia dan Australia terdapat 4 rumpun bangsa besar yaitu Rumpun Bangsa Indonesia,Melanesia,Polinesia dan Micronesia sedangkan kedua ras yaitu Mongoloid dan Negritoid.
Rumpun Bangsa Indonesia :
Wilyah yg di sebut rumpun bangsa indonesia yg dengan salah di tafsirkan menjadi nama sebuah negara adalah Malaysia,Singapura,Sumatera,Jawa,Bali,Kalimantan,Sulawesi dan filipina.mereka mempunyai bentuk fisik dan budaya yg sama yg bersal Ras mongoloid dan mempunyai moyang dari bangsa Yunan di Cina, dri makanan sangat terlihat jelas bahwa rumpun bangsa ini suka mengkonsumsi Mie. Makan moyang mereka.
Rumpun Bangsa Melanesia :
Wilayah yg di sebut melanesia atau kepulauan hitam,karena penduduk nya berkulit hitam meliputi daerah Flobamora,Timor Leste (bangsa timor) Maluku,Papua barat,Papua new guinea,Australia,New zealand,Salomon Island dan Vanuatu. Mereka mempunyai bentuk fisik yg sama yg bersal dari Ras Negritoid yg berkulit hitam dan moyang nya bersal dari bangsa aborigin di Australia , makanan khas nya adalh sagu,umbi-umbian dan jagung.
Rumpun Bangsa Polinesia:
Wilayah yg disebut polinesia berda di pasifik selatan meliputi
negara Tuvalu , Kiribati , Tonga dan Tukelau. Mereka mempunyai moyang dari percampuran bangsa aborigin di australia dan bangsa indian di amerika,dalm sebuah expedisi rakit kontiki menyatakn bahwa pada abad 15 bangsa indian memasuki daerah polinesia dengan menggunakan rakit menyeberangi samudera pasifik,
Rumpun bangsa Micronesia :
Wilayah yg disebut micrinesia berada pasifik timur meliputi negara Samoa, marshall island, Kosrae , Palau , North Marinas , Micronesia Federation,Guam, Wake Island . Mereka menyatakn bahwa nenek moyang mereka berasal dari bangsa Papua, hal ini seperti apa yg pernah di utarakan oleh Eny Faleomavaega salah satu warga Samoa yg menjadi anggota konggres Amerika.
dari uarain di atas sangat jelas bahwa secara ethnografi dan ethnologi bangsa papua bukan berasal dari rumpun bangsa indonesia , melainkan rumpun bangsa melanesia yg secara emosional kami lebih mempunyai ikatan bastin dengan saudara2 kami di kawasan pasifik selatan.
BELANDA BERUSAHA MENGAMBIL PAPUA.
Belanda menanamkan kaki nya di Tanah Papua barat sejak tahun 1828-1848, belanda bukan hanya memperluas wilayah nya namun mereka juga menyebarkan agama kristen,dan mencari di mana letak nya pulau emas, karena keinginan yg kuat dari belanda untuk menjadi kan Papua Barat menjadi wilayah nya maka diam2 belanda memasukkan nama Netherland Niuw Guinea nama Papua barat pada saat itu menjadi bagian dari kerajaan belanda bersama kep.Antilen Belanda dan Suriname.
MENGAPA INDONESIA BEGITU TERTARIK MENGUASAI PAPUA?
Kita tahu bahwa ketika muncul ide pembantukan kan negara indonesia di wilayah jawa dan sumatera tidak ada satu org pun org papua yg terlibat.
Pada saat tonggak sejarah kepemudaan di wilayah indonesia yg di kenal dengan istilah “Sumpah Pemuda” lagi2 tidak satu pun perwkilan dari pemnuda Papua atau Jong Papua. Menggapa demikian,krn memng kita tidak mempunyai hubungan politik dengan indonesia jdi jelas konsep pembentukan negara indonesia kami sama sekali tidak tahu, timbul pertanyaan lalu mengapa indonesia begitu tertarik untuk mengambil Papua?
Jawaban nya karena Soekarno telah mempelajari sejarah tentang di temukan nya pulau Papua dengan nama “Isla de Oro” atau pulau Emas, pulau yg kaya akan sumber daya alam nya. Disini lah letak alasan utama mengapa dan awl dari kkeinginan bangsa indonesia untuk menguasai Papua barat,setelah kemerdekaan RI presiden Soekarno sempat melobi ke PBB pada tahun 1946 untuk mengambil papua barat namun hal ini tidak mendapat dukungan karena belanda secara diam2 ingin melepaskan Papua barat sebagai negara merdeka,disi awal konflik indonesia dan belanda.namun Soekarno terus berusaha untuk mendapatkan Papuadengan memaksa di selenggarakan Konfrensi Meja Bundar (KMB) di Den Hag,Belanda. Namun KMB tidak berjalan secara maksimal sesuai keinginan pemerintah RI, Soekarano terus berjuang pada tingkatan lobi international seperti pada Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika di Bandung tahun 1950 dan forum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)di saat pemerintah indonesia berusaha untuk mengambil papua di Hollandia sekarang Jayapura, pada tanggal 1 desembar 1961, anggota Niuw Guinea Raad bersidang dan memproklamirkan kemerdekaan bangsa Papua barat dengan seluruh perangkat kebangsaan dan kenegaraan seperi nama bangsa yaitu Papua, dengan ibukota negara Port Numbay, lagu kebangsaan Hai tanah ku Papua,bendera kebangsaan Bintang kejora,lambang negara burung mambaruk dengan motto “One People ,One Soul” di dukung oleh tentara Papua atau Papoea Vrijwilleger Korps (PVK)
namun alam kemerdekaan itu tidak di rasakn lama oleh rakyat dan banggsa Papua.karn pemerintah RI mersa kebakaran jenggot,Soekarno mendesak segera menggagalkan pembentukan negara papua dengan mengumandangkan “TRIKORA” tiga komando rakyat,ini lah awal konflik bersenjata antara belanda dan Inidonesia,sampai belanda harus mengirim sebagian besar ke kuatan militer nya ke Papua,salh satunya kapal induk HMS KAREL DOORMAN.
AWAL PENGABAIAN MASYARAKAT INTERNATIONAL ATAS HAK MENENTUKAN NASIB SENDIRI (SELF DETERMINATION) BANGSA PAPUA.
Konflik Belanda dan indonesia tentang status papua belum juga berakhir, muncul seorng penengah berkebanggsaan Amerika Mr Ellyswort Bunker mengusulkan supaya daerah papua barat di ambil alih oleh badan PBB yg bernama United Nation Temporary Autority (UNTEA) dan administrasi Papua barat di atur oleh pemerintahan indonesia dengan jangka waktu 25 tahun, setelah itu rakyat Papua di beriakn opsi unuk memilih tetap bersama indonesia atau memilih menjadi negara merdeka.jadi seharusnya “PEPERA” di laksanakn tahun 1988.
Dua perjanjian yg tidak akn hilang dari perjuangan rakyat Papua, adalah perjanjian New York yg di tanda tangani di markas PBB pda tanggal 15 agustus 1962 dan Perjanjian Roma yg di tanda tangani di Italia tanggal 30 september 1962,dimana perjanjian New York tentang proses peralihan administrasi Papua dari belanda ke UNTEA sedangkan perjanjian Roma adalh referendum atau lebih di kenal dengan istilah PEPERA yg direncanakn pada tgk 1969 di batalkan saja atau bila perlu di hapsukan saj, juga pengaturan indonesia dalm mngurus papua hanya 25 tahun saja terhitung dari tgl 1 mei 1963 jadi bberakhir nya tgl 1 mei 1988 seharus nya. Disini terlihat jelas kejanggalan yuridis.
Salah satu pelanggaran Hak Asasi bangsa Papua adalh pada saat pelaksanaan “act of free choice” /tindakan untuk bebas memilih atau indonesia menyebutnya PEPERA ,dimana pada saat itu jumlah penduduk Papua terhitung lebih kurang 800.000 jiwa, namun atas keberhasilan propaganda indonesia jyg licik maka sisrtem international vote tidak digunakan ,indonesia membentuk Dewan Musyawarah Pepera (DMP) yg terdiri dari tokoh adat papua yg sudah di doktrin dan intimidari di bawah todongan senjata oleh OPSUS-KOPASANDHA, Pimpinan Jendral Ali Murtopo.supaya memilih bergabung bersama indonesia…sungguh ironis memang.
Dengan keinginan licik pemerintah indonesia untuk memaksa kami bergabung dengan mereka buakn tanpa sebab secara etnografi kami sangat berbeda, mereka mencaplok/mendudki wilayah tanah air bangsa papua hanya krn tergiur bukan saja krena keindahan alam kkami namun karena kekayaan alam kami yg berlimpah ruah. Indonesia ibarat sebuah rumah yg di bangun tanpa dapur dan ruang makan maka mereka berusaha mati-tian untuk mengambil papua..inggat apa yg pernah di ucapkan almrhum ALI MURTOPO, beliau mengatakn kalau org Papua mau merdeka itu sah-sah saja namun mereka harus mencari sebuah pulau di pasifik untuk mereka tempati atu bila perlu mereka harus tiggl di bulan krena tanh Papua, kita mau mengambil nya.jadi sekali lagi sangat jelas mereka tidak mengiginkan kami org papua yg berkulit hitam dan rambut keriting mereka hanya mengiginkan tanah kami..padah kami tidak pernah mengambil sejenggl pun tanah di indonesia menjadi milik kami, kami hanya ingin hidup bebas di tanah air kami sendiri yg sudah Tuhan persembahkan untuk nenek moyang kami, “kita jangan bermimpi akn hidup sejahtera dengan bangsa ini,ini adalh bangsa yg licik,karena dari awal mereka sudah mempunyai itikat tidak baik ,kalau pun dapat dirubah butuh waktu 300 tahun.
FREEPORT: KONSPIRASI ASING YG MENYENGSARAKAN BANGSA PAPUA, HARUS KITA PERANGI…..TUTUP FREEPORT …
Jean Jaques dozy, seorng geolog asal belanda yang pada tahun 1936 menemukan estberg atau gunung bijih,sebuah cadangan mineral di pegunungan Papua, hal ini juasga di teruskan oleh manager ekspolaris freeport minerals company pada tahun 1960 adalh Forbes Wilson.
Pada bualn april 1967,kontrak kerja pertama antara pemerintah indonesia dengan freeport mineral company. Sekalim lagi terlihatn jelas kejanggalan juridis dan nnampak jelas pemerintah indonesia sangat rakus akn sumber daya alam papua, kita tahu bahwa pada tahun 1967 papua masih berstatus daerah bermasalh dan masih di pegang oleh PBB, walaupun administrasi di serahkan ke indonesia, namun di sini terlihat jelas sangat janggal sekali karena seharusnya kontrak kerja itu di laksanakn pada tahun 1970 an karena mengacu ke pada PEPERA tahun 1969, Jdi pemerintah indonesia tidak mempunyai hak untuk menandatangi kontrak tsb,, namun apa pun itu terlihat jelas adanya konspirassi untuk menggaruk kekayaan alam papua antara indonesia, amerika dan australia,..kita harus menutup segera freeport ,karena adlah akar konflik maslah papua, sama sekali tidak ada keuntungan dari hasil freeport untuk rakyat papua, kalau pun ada kita hanya menerima ampas nya saja..gimana tidak ke 7 suku pemilik hak ulayat PT.FI ketika memdulang di tailing/ampas dari hasil pengolahan emas mereka masih di katakan sebagai pencuri..
PELANGGARAN HAK ASASI TERHADAP RAKYAT PAPUA BARAT
Pelanggaran HAM bangsa Papua di awali ketika belanda menginjakkkan kaki mereka di Papua pada tahun 1928-1948 kemudian sebelum dan sesudah di laksankan yg oleh indonesia di sebut “PEPERA 1969” namun bebrapa penelitian berskala international mengatakn bahwa sejak sejak 1 mei 1963 awal di mana rakyat papua di bantai dan hilang tanpa jejak karena mempertahankan ideologi dan nasionalisme Papua hal ini tercatat dalm pusat kajian HAM, Yale University 2006 di Amerika Serikat kurang lebih 100.000 ribu nyawa rakya Papua hilang setelah daerah itu di caplok oleh indonesia dan di jadikan Daerah Operasi Militer (DOM).
Pada hal kita tahu bersama bahw dalm pasal 1 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM-1948) menytakan bahwa setiap manusia di lahirkan merdeka dan mmempunyai martabat serta hak yg sama mereka di karunia akal budi dan hati nurani dan hendak nya bbergaul satu sama lain dalm semangat persaudaraan,namun pemerintah indonesia tidak menghargai itu ,padahal indonesia tercatat sebagai anggota Dewan HAM PBB,dan juga merativikasi beberapa konfensi tentang HAM, Proses pelanggaran HAM rakyat Papua sampai saat ini masih saja terus berlanggsung,dan implikasi nya sangat jelas dampak sosial nya, diantaranya hilang nya hak hulayat,terdegradasi nya budaya melanesia,program KB, program transmigrasi, terjadi nya ilegal logging,dan ilegal maining yg tak terkendali secara besar-besaran yg berbau politik yg di mainkan oleh militer indonesia.
OTONOMI KHUSUS (OTSUS) : SOLUSI YANG MENJADI MASALAH.
Otonomi Khusus atau Special Autonomy, dengan definisi daerah yg berpemerintahan sendiri, nama nya saja terlihat keren namun jangan kita samakn dengan otonomi khusus yg pernah Inggris berikan kepada daerah jajahan nya Hongkong, karena Otsus Papua sangat jauh berbeda, dalam bahasa pemerintah indonesia Otsus dalam bingkai NKRI ibarat sebuah ular, kepala di lepas namun ekor di pegang.
Sejarah mencatat Otsus Papua bukan sesuatu barang baru, Papua pernah di berikn OTSUS pada tahun 1963 oleh Soekarno tetapi hal itu tidak berlangsung lama karena tahun 1966 melalui ketetapan MPRS no 21 tahun 1966 Soeharto mencabut nya lagi,jadi jelas pemberian OTSUS PAPUA N0 21 tahun 2001 hanya “gula-gula politik pemerintah indonesia” karena pemerintah indonsia sangat kebingugan dan nyaris tak berbuat apa-apa mencari jaln keluar permaslahn Papua, ketika seluruh Rakya Papua meminta dengan hormat untuk keluar dan mendirikan negara sendiri dari kediktaktorn sebuah bangsa yg rakus.namun dengan pengalaman yg pernah di rasakan pada saat di jajah kuarg lebh 3 stengah abad indonesia masih mempunyai amunisi terakhir untuk tetap mempertahan kan Papua tetap menjadi bagian nya, dengan politik penjajahan “Devide Et Impera” / mengadu domba dan menguasai.mereka mengadu domba rakyat Papua dan elemenn2 perjuangan Papua merdeka dan pejabat2 asli Papua di paksa untuk merima OTSUS, dan akhir nya politik itu berhasil Papua menrima status otonomi khusus yg seharus nhya merupakan “Bargaining Politik” namun sangat identik dengan uang yg begitu banyak di beriakn kepada Papua, padaahal kalau kita cermati baik itu adalah uang dari deposito kekayaan alam papua yg hanya berapa persen pemerintah RI kembalikan ke Papua.
Pemerintah RI dengan wadah taktik propaganda yg licik mereka membentuk sebuah wadah kampanye international yg nama nya “IGGSPRPRI” tokoh2 papua yg pernah tinggl di luar negeri dan bergqabung dengan OPM namun sekarg mereka telah kembali ke indonesia, tua2 penjilat itu adalh Nick Meset dan Frans Alberth Yoku ,hampir sebagian besar anggota wadah ini mereka yg bersal dari rumpun kesukuan Tabi di Papua yg meliputi,wilyah Jayapura,keerom,sarmi dan mamberamo tugas mereka adalah untuk menjelaskan kepada masyarakat international tentang suksesnya OTSUS PAPUA, dan sebagai tandingan diplomat Free West Papua Action dan Free West Papua Campaign di Luar negeri.
OTSUS sudah berjalan kurang lebih 7 tahun namun apakah hasil yg bisa kita lihat tidak ada sama sekali, program penting dalam otsua meliputi masalah pendidikan, kesehatan dan proteksi terhadap org asli Papua., untuk program pendidikan banyak sekali anak2 Papua yg tidak mengenyam pendidikan dengan alasan tidak mempunyai uang yg cukup, begitu juga program kesehatan.banyak sekali maslah nya, belom lagi di jadi kan ajang bagi2 proyek yg ujung2 mengarah pada keinginan untuk memperkaya diri/korupsi. Program proteksi untuk penduduk asli sam sekali tidak terlihat, Slogan OTSUSS menjadi tuan di negeri sendiri akan berbalik menjadi menjadi orang asing di negeri sendiri.
GENOSIDA DI PAPUA BARAT??
Populasi penduduk Papua dari tahun ke tahun mengalami kemunduran ,ini di sebabkan karena beberapa faktor antara lain: Program KB, kematian ibu hamil,minuman keras dan HIV/AIDS,program transmigrasi, kebijakan pemerintah yg rasis,ini berimplikasi pada suatu proses pemusnahan etnis secara sistimatis (genosida) karena bukan tidak mungkin ini terjadi,dalm suatu kajian ilmiah oleh Prof.Pieter King dan Prof John Wing,
Dari Centre for Peace and Conflict Studies, Sydney University Australia .
terdapat suatu gerakan sistematis yg melibatkn pemerintah indonesia yg mengarah pada tindakn pemusnahan etnis (Act of Genocide) rakyat di wilayah Papua Barat. dalm buku nya “GENOCIDE IN WEST PAPUA” tercatat dalm sehari kurang lebih 300 org pendatan ilegal masuk dari indonesia ke Papua barat di hampir semua kota di Papua barat dengan menggunakn transportasi laut dan udara,belum lgi kalkulsikan dengan jutaan imigran yg di datang kan melaluai program pemerintah dengan sandi “transmigrasi” yg ingin meguasai pulau Papua,dan ini merupakn program jangka panjang pemerintah indonesia,proses terus berlanjut hal ini harus di tanggapi serius oleh rakyat papua krn kalo tidak cepat aatau lambat, kita akn seperti hal nya bangsa Indian di Amerika dan Bangsa Aborigin di Australia yg tersingkir dan menjadi org asing di tanah air mreka sendiri,.
Baca kutipan berikut ini baik2 dan renungkan lah,
"PAPUA BARAT ADALAH SUATU WILAYAH YANG SANGAT MEMPRIHATINKAN KARENA PENDUDUK PRIBUMI DALAM KEADAAN BAHAYA PEMUSNAHAN."
– Mr. Juan Mendez (Penasehat khusus Sekjen PBB Bidang Pencegahan Pemusnahan Penduduk Pribumi).
PEMEKARAN WILAYAH : KESEJAHTERAAN RAKYAT ATAU KEPENTINGAN ELIT DI DAERAH.
Pemekaran wilayah di Papua merupakan salah satu jurus yg di anggap mampu dalm taktik propaganda yg di mainkan elit di pusat dan daerah untuk meredam “aspirasi Papua merdeka”dengan meranggkul elit di daerah yg berpengaruh,mereka menyuarakan ide pemekaan daerah yg alsan nya sebenar nya betul yaitu untuk memperpendek rentang kendali pusat ke daerah dan agar masyarakat lebih tersentuh oleh pembangunan. Berdasarkan wacana ini benar adanya nnamum salh dalm prakteknya karena keterlibatan elit di daerah yg opurtunis,pemekaran di Papua sangat berbau politik adu domba dan perang intelijen,kita lihat saja kasus pemekaran Irian Jaya Barat (IJB) yg sebenanrnya sesuai dengan mekanisme hukum yg ada di bisa di bentuk tanpa perstujuan Majelis Rakya Papua (MRP),karena sangat jelas IJB hanya bersandar pada UU 45/1999 tentang pemekaran 3 propinsi yg sudah di nyatakn gugur pada saat uji materil di MAHKAMAH KONSTITUSI (MK),namun melegalkan eksistensi IJB,lagi2 kepentingan national di anggap yg utama, walaupun sebenarnya secara langsung harusnya UU 45/1999 hangus krena telah keluar UU 21/2000 tentang Otonomi Khusus Papua, disini terlaihat bahwa perangkat hukum tidak konsisten dalam menerapkan hukum karena di Indonesia krena lebih berpihak pada kaum penguasa. Setelah kasus IJB adalh sekolompok elit opurtunis di Papua selatan tepat nya di daerah Merauke dan di daerah Biak dan Nabire untuk meloloskan Provinsi Irian Jaya Tengah (IJT), isu pemekaran terus berkembang di Papua saat ini di daerah Pegunungan Papua tepatnya di Kabupaten Yahukimo, ingin di mekarkan dalm empat (4) kabupaten,saya sanggat sdih mendengar hal ini, bukan nya saya anti pemekaran tapi apakah pemekaran itu merupakan keinginan bulat masyrakat di wilayah trsebut?? Sudah siapkan mereka menerima dampak negatif nya?? Kita harus buat suatu kajian ilmial jika suatu daerah ingin di mekarkan,jangan hanya kepantingan elit di daerah, saya sangat hehran karena daerah2 yg ingin di mekarkan adalah bbasis2 OPM dimana kepentingan politik dan keamanan sangat berperan disini kketimbang kemauan untuk mensejahterakan masyarakat di daerah tersebut.karena nampak pembangunan pos2 Kepolisian dan Militer seperti Polsek dan Kodim akan lebih cepat dan jumlah nya akan lebih banyak dari sarana pendidikan dan kesehatan,karena inilah konsep dasar pemekaran di Papua yg sudah di setting di pusat dan bukan tidak mungkin akan sangat banyak berdatangan imigran2 gelap yg berdatangan ke papua secara ilegal, untuk mencari pekerjaan, ironis nya lagi sampai pengaduk semen saja harus di datang kan dari luar Papua, sperti Jawa dan Sulawesi di era pemekaran wilayah.
SOLUSI PEMECAHAN MASALAH PAPUA
Situasi politik yg di tinggal kan kolonial belanda terhadap rakyat dan tanah Papua,tak surut tertelan waktu,terus bergejolak bak bom waktu yg kapan saja bisa meledak., salah satu persoalan mendasar yg terjadi di Papua saat ini adalah Implikasi dari tidak di hargainya/pengabaian terhadap masyarakat international terhadap Hak Asasi Bangsa Papua untuk menentukan nasib sendiri (the right of Self Determination)
Konflik bersenjata terlihat akhir2 ini sebut saja penyerangan Polsek Abepura,kontak senjata di perbatan PNG,penguasaan bandara perintis kapeso di Mamberamo raya,dan pada tanggal 27 mei 2009 terjadi kontak senjata antara OPM dan BRIMOB semua aksi i tersebut di dalangi oleh OPM, bila saja benar. Ini berarti OPM sudah kembali menunjukkan existensi nya sebagai sayap militer perjuangan Papua Merdeka yg terkenal dengan pergerakan bergelilya di hutan belantara Papua, bahkan akhir ini mereka terlihat lebih berani melakukan perang terbuka di perkotaan, sampai wakil gubernur Papua Alex Hesegem,SE. mengatakn tidak mungkin hal ini di lakukan oleh OPM, dengan alasan OPM tinggal di hutan, padahal sekarng sudah serba canggih jdi apapuan bisa terjadi, contoh nya saja org di pegunungan sudah menggunakan Hp satelit. Namun apa yg di utarakan Pak Hesegem hanya untuk mengamankan posisinya sebagi Wagub Papua.
PEMUDA/I PAPUA PEMEGANG TONGKAT ESTAFET PERJUAANGAN PAPUA MENUJU KEBEBASAN.
Perjalanan perjuangan Papua menju kebebasan bukan hanya aspirasi semata namun ini adalh Ideologi dan Nasionalisme Papua, yg sudah mendarah daging, perjuangan papua saat ini juga terlihat lebih terstruktur mulai dari elemen perjuangan masyarakt,OPM,basis pemuda dan bahasiswa ,tokoh intelektual papua,tokoh2 adat,tokoh2 agama serta diplomat2 Papua yg terkabung dalam suatu jaringan international Free West Papua Campaing(FWPC) dan West Papua Action(WPAC) yg tersebar di beberapa negara di benua Eropa,Amerika,Australian dan Afrika yg bersatu padu menyerukan pembebasan tanah Papua dari kaum penjajah yg licik dan rakus.
Kami pemuda/i Papua adalah penerus cita perjuangan bangsa Papua pemegang tongkat estafet akan berusaha demi jiwa dan raga untuk mengawal bangsa ini , sampai tujuan tercapai “Sampari dek” dalm bahasa biak bintang pagi/bendera Papua berkibar bersama bangsa2 lain di dunia.
Solusi pemecahan masalah Papua bukan dengan Otonomi Khusus dan Pemekaran namun dengan satu bahasa “ Dialog National,International dan Referendum”
Solusi ini adalh harga mati sekarang tinggal kita memaksimal kan tiap2 organ2 perjuangan di Pos masing2 untuk jangan bosan2 untuk terus berjuang lewat apa saja yg ada nilai tambah nya,baik itu education campaing tentang perjuangan Papua melalui ,penulisan buku2 ataupun artikel,kampanye propaganda di masyarakt dan di dunia maya, aksi turun ke jalan dan bila perlu bergabung dalm pertempuran bersama OPM di medan perang di Tanah Papua, karena kebabasan tergantung dari kita, jika kita ingin cepat merdeka maka kita harus berjuang terus jangan hanya berserah pada Tuhan saja tp kita harus bekerja dan berdoa (Ora et Labora) maka kemerdekaan itu pasti akn kita gapai, ini hanya masalah waktu saja.
Saya mencatat beberapa petinggi d RI yg mengatakn maslah lepasnya Papua dari pangkuan RI hanya masalah waktu saja.
“Papua sudah siap untuk merdeka,ini hanhya maslah waktu saja. Karena Sumber Daya Manusia (SDM) Papua sudah mulai mantap,dan punya link international yg terorganisir”
(A.M. Hendropriyono,mantan ka BIN)
“kalo kita tidak serius menangani masalah Papua bukn tidak mungkin daerah ini akan lepas”
(Prof.Dr Muladi,gubernur Lemhanas)
“pemerintah RI harus serius dan lebih cerdas dalm menangani masalah Papua danAceh karena bukan tidak mungkin kedua daerah ini akan lepas,ini hanya maslah waktu saja”
(Prof.Dr.Ryaas Rassyd,pakar otonomi daerah)
Syukur bagiMu Tuhan,
Kau bri kan tahanku
Bri aku Rajin juga
Sampaikan maksud Mu.
** Engelberth Marien, Aktifis Pemuda Papua.
Awal abad XVI bebrapa pelaut spanyol antara lain Antonio De Abreau dan Franscesco Serano di tahun 1511-1521 menyebut wilayah besar itu dengan nama “Os Papuas” atau juga Ilha de Papoe, pada kisaran tahun 1526-1527 Don jorge de menezes juga sempat mengunjungi Papua dan memberikan nama Papua, ia mengetahuinya dari juru tulis perjalanan Ferdinand Magelhans 1521 – 1522 dengan menggunakan kapal “Victoria” yang dinahkodai Kapten Juan Sebastian Del Cano.
yg bernama Antonio pigafeta nama papoe di ketahui saat perjalanan dari Tidore menuju spanyol. Nama Papua sendiri menurut org Tidore ialah Papo ua atau Pua pua yg berarti rambut keriting sedangkan orng melayu menyebut nya “Papoea”
PULAU EMAS ( ISLA DE ORO/ISLAND OF GOLD)
Pada 1529 Alvaro de Saavedra dalam pelayarannya dari Meksiko ke Tidore mencoba mencari dan menaklukan pulau yang disebut-sebut Isla de Oro (island of gold) Secara kebetulan, akibat hantaman angin kecang, kapal Alvaro de Saavedra pun terdampar di salah satu tempat pantai utara Biak . Alvaro de Saavedra dan anak buah kapalnya pun terpaksa tinggal di pulau kecil ini selama satu bulan, sembari mencari emas di pulau tersebut namun Ia sama sekali tidak menemukannya.
Pada 20 Juni 1545 seorang Spanyol bernama Ynigo Ortiz de Retes dengan kapal “San Juan” berlayar dari Tidore menuju Panama. De Retes sempat mencapai Sarmi (Bier) yang terletak di muara Sungai Mamberamo. De Retes kemudian memberikan nama pulau Papua dengan nama Nueva Guinea dan kemudian mengklaimnya sebagai milik raja Spanyol. De Retes memberi nama Nueva Guinea atau Guinea Baru, karena penduduk Pulau Papua memiliki kulit hitam seperti penduduk di Pantai Guinea di Afrika.
IRIAN : TANAH PANAS, TIANG PANAS, BANGSA YG DI ANGKAT ATAU IKUT REPUBLIK INDONESIA ANTI NETHERLAND.
Nama Papua hampir 2 abad lama nya di gunakan berkisar antara abad 17-19 selanjut nya pada awal tahun 1940 an, Residen J.P. Eechoud meminta untuk mengganti nama Papua dengan Irian yg di pelopori oleh Frans Kaisiepo dengan menganbil artian dari 3 bahasa daerah di Papua antara lain dalam bahasa Biak “iri “artinya tanah “an” artinya panas , jd tanh yg panas sedangkan dalm bahsa serui “iri” arti nya tanah “an” bangsa jd ting bangsa, sementara dalm bahsa merauke “iri” artinya tempat di angkat tinggi, “an” artinya bangsa yg diangkat tinggi.
Nama Irian secara umum di gunakan setelah 1 mei 1963 oleh Soekarno dengan sebutan Irian Barat dan pada tgl 1 maret 1973 dengan peraturan No 5 1973 nama Irian Barat di ganti oleh Soeharto menjadi Irian Jaya.
Namun berjalan nya waktu sebagian besar rakyat Papua mengganggap bahwa nama Irian adalah pelecehan jati diri sebuah bangsa, dimana nama Irian di plesetkan sebagai Ikut Republik Indonesia Anti Netherland.
IRIAN MENJADI PAPUA.
Memasuki era reformasi sebagian besar rakyat Papua menuntut pengembalian nama Irian Jaya menjadi Papua sebagai wujud jati diri sebuah bangsa, di awal 1 januari 2000 adalah Presiaden Indonesia Abdurrahmad Wahid atau Gus Dur yg dengan bijaksana memaklumkan kembalinya nama Papua hingga saat ini.
LETAK PAPUA MENURUT RUMPUN BANGSA
Kita ketahui bahwa dalam 2 benua Asia dan Australia terdapat 4 rumpun bangsa besar yaitu Rumpun Bangsa Indonesia,Melanesia,Polinesia dan Micronesia sedangkan kedua ras yaitu Mongoloid dan Negritoid.
Rumpun Bangsa Indonesia :
Wilyah yg di sebut rumpun bangsa indonesia yg dengan salah di tafsirkan menjadi nama sebuah negara adalah Malaysia,Singapura,Sumatera,Jawa,Bali,Kalimantan,Sulawesi dan filipina.mereka mempunyai bentuk fisik dan budaya yg sama yg bersal Ras mongoloid dan mempunyai moyang dari bangsa Yunan di Cina, dri makanan sangat terlihat jelas bahwa rumpun bangsa ini suka mengkonsumsi Mie. Makan moyang mereka.
Rumpun Bangsa Melanesia :
Wilayah yg di sebut melanesia atau kepulauan hitam,karena penduduk nya berkulit hitam meliputi daerah Flobamora,Timor Leste (bangsa timor) Maluku,Papua barat,Papua new guinea,Australia,New zealand,Salomon Island dan Vanuatu. Mereka mempunyai bentuk fisik yg sama yg bersal dari Ras Negritoid yg berkulit hitam dan moyang nya bersal dari bangsa aborigin di Australia , makanan khas nya adalh sagu,umbi-umbian dan jagung.
Rumpun Bangsa Polinesia:
Wilayah yg disebut polinesia berda di pasifik selatan meliputi
negara Tuvalu , Kiribati , Tonga dan Tukelau. Mereka mempunyai moyang dari percampuran bangsa aborigin di australia dan bangsa indian di amerika,dalm sebuah expedisi rakit kontiki menyatakn bahwa pada abad 15 bangsa indian memasuki daerah polinesia dengan menggunakan rakit menyeberangi samudera pasifik,
Rumpun bangsa Micronesia :
Wilayah yg disebut micrinesia berada pasifik timur meliputi negara Samoa, marshall island, Kosrae , Palau , North Marinas , Micronesia Federation,Guam, Wake Island . Mereka menyatakn bahwa nenek moyang mereka berasal dari bangsa Papua, hal ini seperti apa yg pernah di utarakan oleh Eny Faleomavaega salah satu warga Samoa yg menjadi anggota konggres Amerika.
dari uarain di atas sangat jelas bahwa secara ethnografi dan ethnologi bangsa papua bukan berasal dari rumpun bangsa indonesia , melainkan rumpun bangsa melanesia yg secara emosional kami lebih mempunyai ikatan bastin dengan saudara2 kami di kawasan pasifik selatan.
BELANDA BERUSAHA MENGAMBIL PAPUA.
Belanda menanamkan kaki nya di Tanah Papua barat sejak tahun 1828-1848, belanda bukan hanya memperluas wilayah nya namun mereka juga menyebarkan agama kristen,dan mencari di mana letak nya pulau emas, karena keinginan yg kuat dari belanda untuk menjadi kan Papua Barat menjadi wilayah nya maka diam2 belanda memasukkan nama Netherland Niuw Guinea nama Papua barat pada saat itu menjadi bagian dari kerajaan belanda bersama kep.Antilen Belanda dan Suriname.
MENGAPA INDONESIA BEGITU TERTARIK MENGUASAI PAPUA?
Kita tahu bahwa ketika muncul ide pembantukan kan negara indonesia di wilayah jawa dan sumatera tidak ada satu org pun org papua yg terlibat.
Pada saat tonggak sejarah kepemudaan di wilayah indonesia yg di kenal dengan istilah “Sumpah Pemuda” lagi2 tidak satu pun perwkilan dari pemnuda Papua atau Jong Papua. Menggapa demikian,krn memng kita tidak mempunyai hubungan politik dengan indonesia jdi jelas konsep pembentukan negara indonesia kami sama sekali tidak tahu, timbul pertanyaan lalu mengapa indonesia begitu tertarik untuk mengambil Papua?
Jawaban nya karena Soekarno telah mempelajari sejarah tentang di temukan nya pulau Papua dengan nama “Isla de Oro” atau pulau Emas, pulau yg kaya akan sumber daya alam nya. Disini lah letak alasan utama mengapa dan awl dari kkeinginan bangsa indonesia untuk menguasai Papua barat,setelah kemerdekaan RI presiden Soekarno sempat melobi ke PBB pada tahun 1946 untuk mengambil papua barat namun hal ini tidak mendapat dukungan karena belanda secara diam2 ingin melepaskan Papua barat sebagai negara merdeka,disi awal konflik indonesia dan belanda.namun Soekarno terus berusaha untuk mendapatkan Papuadengan memaksa di selenggarakan Konfrensi Meja Bundar (KMB) di Den Hag,Belanda. Namun KMB tidak berjalan secara maksimal sesuai keinginan pemerintah RI, Soekarano terus berjuang pada tingkatan lobi international seperti pada Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika di Bandung tahun 1950 dan forum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)di saat pemerintah indonesia berusaha untuk mengambil papua di Hollandia sekarang Jayapura, pada tanggal 1 desembar 1961, anggota Niuw Guinea Raad bersidang dan memproklamirkan kemerdekaan bangsa Papua barat dengan seluruh perangkat kebangsaan dan kenegaraan seperi nama bangsa yaitu Papua, dengan ibukota negara Port Numbay, lagu kebangsaan Hai tanah ku Papua,bendera kebangsaan Bintang kejora,lambang negara burung mambaruk dengan motto “One People ,One Soul” di dukung oleh tentara Papua atau Papoea Vrijwilleger Korps (PVK)
namun alam kemerdekaan itu tidak di rasakn lama oleh rakyat dan banggsa Papua.karn pemerintah RI mersa kebakaran jenggot,Soekarno mendesak segera menggagalkan pembentukan negara papua dengan mengumandangkan “TRIKORA” tiga komando rakyat,ini lah awal konflik bersenjata antara belanda dan Inidonesia,sampai belanda harus mengirim sebagian besar ke kuatan militer nya ke Papua,salh satunya kapal induk HMS KAREL DOORMAN.
AWAL PENGABAIAN MASYARAKAT INTERNATIONAL ATAS HAK MENENTUKAN NASIB SENDIRI (SELF DETERMINATION) BANGSA PAPUA.
Konflik Belanda dan indonesia tentang status papua belum juga berakhir, muncul seorng penengah berkebanggsaan Amerika Mr Ellyswort Bunker mengusulkan supaya daerah papua barat di ambil alih oleh badan PBB yg bernama United Nation Temporary Autority (UNTEA) dan administrasi Papua barat di atur oleh pemerintahan indonesia dengan jangka waktu 25 tahun, setelah itu rakyat Papua di beriakn opsi unuk memilih tetap bersama indonesia atau memilih menjadi negara merdeka.jadi seharusnya “PEPERA” di laksanakn tahun 1988.
Dua perjanjian yg tidak akn hilang dari perjuangan rakyat Papua, adalah perjanjian New York yg di tanda tangani di markas PBB pda tanggal 15 agustus 1962 dan Perjanjian Roma yg di tanda tangani di Italia tanggal 30 september 1962,dimana perjanjian New York tentang proses peralihan administrasi Papua dari belanda ke UNTEA sedangkan perjanjian Roma adalh referendum atau lebih di kenal dengan istilah PEPERA yg direncanakn pada tgk 1969 di batalkan saja atau bila perlu di hapsukan saj, juga pengaturan indonesia dalm mngurus papua hanya 25 tahun saja terhitung dari tgl 1 mei 1963 jadi bberakhir nya tgl 1 mei 1988 seharus nya. Disini terlihat jelas kejanggalan yuridis.
Salah satu pelanggaran Hak Asasi bangsa Papua adalh pada saat pelaksanaan “act of free choice” /tindakan untuk bebas memilih atau indonesia menyebutnya PEPERA ,dimana pada saat itu jumlah penduduk Papua terhitung lebih kurang 800.000 jiwa, namun atas keberhasilan propaganda indonesia jyg licik maka sisrtem international vote tidak digunakan ,indonesia membentuk Dewan Musyawarah Pepera (DMP) yg terdiri dari tokoh adat papua yg sudah di doktrin dan intimidari di bawah todongan senjata oleh OPSUS-KOPASANDHA, Pimpinan Jendral Ali Murtopo.supaya memilih bergabung bersama indonesia…sungguh ironis memang.
Dengan keinginan licik pemerintah indonesia untuk memaksa kami bergabung dengan mereka buakn tanpa sebab secara etnografi kami sangat berbeda, mereka mencaplok/mendudki wilayah tanah air bangsa papua hanya krn tergiur bukan saja krena keindahan alam kkami namun karena kekayaan alam kami yg berlimpah ruah. Indonesia ibarat sebuah rumah yg di bangun tanpa dapur dan ruang makan maka mereka berusaha mati-tian untuk mengambil papua..inggat apa yg pernah di ucapkan almrhum ALI MURTOPO, beliau mengatakn kalau org Papua mau merdeka itu sah-sah saja namun mereka harus mencari sebuah pulau di pasifik untuk mereka tempati atu bila perlu mereka harus tiggl di bulan krena tanh Papua, kita mau mengambil nya.jadi sekali lagi sangat jelas mereka tidak mengiginkan kami org papua yg berkulit hitam dan rambut keriting mereka hanya mengiginkan tanah kami..padah kami tidak pernah mengambil sejenggl pun tanah di indonesia menjadi milik kami, kami hanya ingin hidup bebas di tanah air kami sendiri yg sudah Tuhan persembahkan untuk nenek moyang kami, “kita jangan bermimpi akn hidup sejahtera dengan bangsa ini,ini adalh bangsa yg licik,karena dari awal mereka sudah mempunyai itikat tidak baik ,kalau pun dapat dirubah butuh waktu 300 tahun.
FREEPORT: KONSPIRASI ASING YG MENYENGSARAKAN BANGSA PAPUA, HARUS KITA PERANGI…..TUTUP FREEPORT …
Jean Jaques dozy, seorng geolog asal belanda yang pada tahun 1936 menemukan estberg atau gunung bijih,sebuah cadangan mineral di pegunungan Papua, hal ini juasga di teruskan oleh manager ekspolaris freeport minerals company pada tahun 1960 adalh Forbes Wilson.
Pada bualn april 1967,kontrak kerja pertama antara pemerintah indonesia dengan freeport mineral company. Sekalim lagi terlihatn jelas kejanggalan juridis dan nnampak jelas pemerintah indonesia sangat rakus akn sumber daya alam papua, kita tahu bahwa pada tahun 1967 papua masih berstatus daerah bermasalh dan masih di pegang oleh PBB, walaupun administrasi di serahkan ke indonesia, namun di sini terlihat jelas sangat janggal sekali karena seharusnya kontrak kerja itu di laksanakn pada tahun 1970 an karena mengacu ke pada PEPERA tahun 1969, Jdi pemerintah indonesia tidak mempunyai hak untuk menandatangi kontrak tsb,, namun apa pun itu terlihat jelas adanya konspirassi untuk menggaruk kekayaan alam papua antara indonesia, amerika dan australia,..kita harus menutup segera freeport ,karena adlah akar konflik maslah papua, sama sekali tidak ada keuntungan dari hasil freeport untuk rakyat papua, kalau pun ada kita hanya menerima ampas nya saja..gimana tidak ke 7 suku pemilik hak ulayat PT.FI ketika memdulang di tailing/ampas dari hasil pengolahan emas mereka masih di katakan sebagai pencuri..
PELANGGARAN HAK ASASI TERHADAP RAKYAT PAPUA BARAT
Pelanggaran HAM bangsa Papua di awali ketika belanda menginjakkkan kaki mereka di Papua pada tahun 1928-1948 kemudian sebelum dan sesudah di laksankan yg oleh indonesia di sebut “PEPERA 1969” namun bebrapa penelitian berskala international mengatakn bahwa sejak sejak 1 mei 1963 awal di mana rakyat papua di bantai dan hilang tanpa jejak karena mempertahankan ideologi dan nasionalisme Papua hal ini tercatat dalm pusat kajian HAM, Yale University 2006 di Amerika Serikat kurang lebih 100.000 ribu nyawa rakya Papua hilang setelah daerah itu di caplok oleh indonesia dan di jadikan Daerah Operasi Militer (DOM).
Pada hal kita tahu bersama bahw dalm pasal 1 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM-1948) menytakan bahwa setiap manusia di lahirkan merdeka dan mmempunyai martabat serta hak yg sama mereka di karunia akal budi dan hati nurani dan hendak nya bbergaul satu sama lain dalm semangat persaudaraan,namun pemerintah indonesia tidak menghargai itu ,padahal indonesia tercatat sebagai anggota Dewan HAM PBB,dan juga merativikasi beberapa konfensi tentang HAM, Proses pelanggaran HAM rakyat Papua sampai saat ini masih saja terus berlanggsung,dan implikasi nya sangat jelas dampak sosial nya, diantaranya hilang nya hak hulayat,terdegradasi nya budaya melanesia,program KB, program transmigrasi, terjadi nya ilegal logging,dan ilegal maining yg tak terkendali secara besar-besaran yg berbau politik yg di mainkan oleh militer indonesia.
OTONOMI KHUSUS (OTSUS) : SOLUSI YANG MENJADI MASALAH.
Otonomi Khusus atau Special Autonomy, dengan definisi daerah yg berpemerintahan sendiri, nama nya saja terlihat keren namun jangan kita samakn dengan otonomi khusus yg pernah Inggris berikan kepada daerah jajahan nya Hongkong, karena Otsus Papua sangat jauh berbeda, dalam bahasa pemerintah indonesia Otsus dalam bingkai NKRI ibarat sebuah ular, kepala di lepas namun ekor di pegang.
Sejarah mencatat Otsus Papua bukan sesuatu barang baru, Papua pernah di berikn OTSUS pada tahun 1963 oleh Soekarno tetapi hal itu tidak berlangsung lama karena tahun 1966 melalui ketetapan MPRS no 21 tahun 1966 Soeharto mencabut nya lagi,jadi jelas pemberian OTSUS PAPUA N0 21 tahun 2001 hanya “gula-gula politik pemerintah indonesia” karena pemerintah indonsia sangat kebingugan dan nyaris tak berbuat apa-apa mencari jaln keluar permaslahn Papua, ketika seluruh Rakya Papua meminta dengan hormat untuk keluar dan mendirikan negara sendiri dari kediktaktorn sebuah bangsa yg rakus.namun dengan pengalaman yg pernah di rasakan pada saat di jajah kuarg lebh 3 stengah abad indonesia masih mempunyai amunisi terakhir untuk tetap mempertahan kan Papua tetap menjadi bagian nya, dengan politik penjajahan “Devide Et Impera” / mengadu domba dan menguasai.mereka mengadu domba rakyat Papua dan elemenn2 perjuangan Papua merdeka dan pejabat2 asli Papua di paksa untuk merima OTSUS, dan akhir nya politik itu berhasil Papua menrima status otonomi khusus yg seharus nhya merupakan “Bargaining Politik” namun sangat identik dengan uang yg begitu banyak di beriakn kepada Papua, padaahal kalau kita cermati baik itu adalah uang dari deposito kekayaan alam papua yg hanya berapa persen pemerintah RI kembalikan ke Papua.
Pemerintah RI dengan wadah taktik propaganda yg licik mereka membentuk sebuah wadah kampanye international yg nama nya “IGGSPRPRI” tokoh2 papua yg pernah tinggl di luar negeri dan bergqabung dengan OPM namun sekarg mereka telah kembali ke indonesia, tua2 penjilat itu adalh Nick Meset dan Frans Alberth Yoku ,hampir sebagian besar anggota wadah ini mereka yg bersal dari rumpun kesukuan Tabi di Papua yg meliputi,wilyah Jayapura,keerom,sarmi dan mamberamo tugas mereka adalah untuk menjelaskan kepada masyarakat international tentang suksesnya OTSUS PAPUA, dan sebagai tandingan diplomat Free West Papua Action dan Free West Papua Campaign di Luar negeri.
OTSUS sudah berjalan kurang lebih 7 tahun namun apakah hasil yg bisa kita lihat tidak ada sama sekali, program penting dalam otsua meliputi masalah pendidikan, kesehatan dan proteksi terhadap org asli Papua., untuk program pendidikan banyak sekali anak2 Papua yg tidak mengenyam pendidikan dengan alasan tidak mempunyai uang yg cukup, begitu juga program kesehatan.banyak sekali maslah nya, belom lagi di jadi kan ajang bagi2 proyek yg ujung2 mengarah pada keinginan untuk memperkaya diri/korupsi. Program proteksi untuk penduduk asli sam sekali tidak terlihat, Slogan OTSUSS menjadi tuan di negeri sendiri akan berbalik menjadi menjadi orang asing di negeri sendiri.
GENOSIDA DI PAPUA BARAT??
Populasi penduduk Papua dari tahun ke tahun mengalami kemunduran ,ini di sebabkan karena beberapa faktor antara lain: Program KB, kematian ibu hamil,minuman keras dan HIV/AIDS,program transmigrasi, kebijakan pemerintah yg rasis,ini berimplikasi pada suatu proses pemusnahan etnis secara sistimatis (genosida) karena bukan tidak mungkin ini terjadi,dalm suatu kajian ilmiah oleh Prof.Pieter King dan Prof John Wing,
Dari Centre for Peace and Conflict Studies, Sydney University Australia .
terdapat suatu gerakan sistematis yg melibatkn pemerintah indonesia yg mengarah pada tindakn pemusnahan etnis (Act of Genocide) rakyat di wilayah Papua Barat. dalm buku nya “GENOCIDE IN WEST PAPUA” tercatat dalm sehari kurang lebih 300 org pendatan ilegal masuk dari indonesia ke Papua barat di hampir semua kota di Papua barat dengan menggunakn transportasi laut dan udara,belum lgi kalkulsikan dengan jutaan imigran yg di datang kan melaluai program pemerintah dengan sandi “transmigrasi” yg ingin meguasai pulau Papua,dan ini merupakn program jangka panjang pemerintah indonesia,proses terus berlanjut hal ini harus di tanggapi serius oleh rakyat papua krn kalo tidak cepat aatau lambat, kita akn seperti hal nya bangsa Indian di Amerika dan Bangsa Aborigin di Australia yg tersingkir dan menjadi org asing di tanah air mreka sendiri,.
Baca kutipan berikut ini baik2 dan renungkan lah,
"PAPUA BARAT ADALAH SUATU WILAYAH YANG SANGAT MEMPRIHATINKAN KARENA PENDUDUK PRIBUMI DALAM KEADAAN BAHAYA PEMUSNAHAN."
– Mr. Juan Mendez (Penasehat khusus Sekjen PBB Bidang Pencegahan Pemusnahan Penduduk Pribumi).
PEMEKARAN WILAYAH : KESEJAHTERAAN RAKYAT ATAU KEPENTINGAN ELIT DI DAERAH.
Pemekaran wilayah di Papua merupakan salah satu jurus yg di anggap mampu dalm taktik propaganda yg di mainkan elit di pusat dan daerah untuk meredam “aspirasi Papua merdeka”dengan meranggkul elit di daerah yg berpengaruh,mereka menyuarakan ide pemekaan daerah yg alsan nya sebenar nya betul yaitu untuk memperpendek rentang kendali pusat ke daerah dan agar masyarakat lebih tersentuh oleh pembangunan. Berdasarkan wacana ini benar adanya nnamum salh dalm prakteknya karena keterlibatan elit di daerah yg opurtunis,pemekaran di Papua sangat berbau politik adu domba dan perang intelijen,kita lihat saja kasus pemekaran Irian Jaya Barat (IJB) yg sebenanrnya sesuai dengan mekanisme hukum yg ada di bisa di bentuk tanpa perstujuan Majelis Rakya Papua (MRP),karena sangat jelas IJB hanya bersandar pada UU 45/1999 tentang pemekaran 3 propinsi yg sudah di nyatakn gugur pada saat uji materil di MAHKAMAH KONSTITUSI (MK),namun melegalkan eksistensi IJB,lagi2 kepentingan national di anggap yg utama, walaupun sebenarnya secara langsung harusnya UU 45/1999 hangus krena telah keluar UU 21/2000 tentang Otonomi Khusus Papua, disini terlaihat bahwa perangkat hukum tidak konsisten dalam menerapkan hukum karena di Indonesia krena lebih berpihak pada kaum penguasa. Setelah kasus IJB adalh sekolompok elit opurtunis di Papua selatan tepat nya di daerah Merauke dan di daerah Biak dan Nabire untuk meloloskan Provinsi Irian Jaya Tengah (IJT), isu pemekaran terus berkembang di Papua saat ini di daerah Pegunungan Papua tepatnya di Kabupaten Yahukimo, ingin di mekarkan dalm empat (4) kabupaten,saya sanggat sdih mendengar hal ini, bukan nya saya anti pemekaran tapi apakah pemekaran itu merupakan keinginan bulat masyrakat di wilayah trsebut?? Sudah siapkan mereka menerima dampak negatif nya?? Kita harus buat suatu kajian ilmial jika suatu daerah ingin di mekarkan,jangan hanya kepantingan elit di daerah, saya sangat hehran karena daerah2 yg ingin di mekarkan adalah bbasis2 OPM dimana kepentingan politik dan keamanan sangat berperan disini kketimbang kemauan untuk mensejahterakan masyarakat di daerah tersebut.karena nampak pembangunan pos2 Kepolisian dan Militer seperti Polsek dan Kodim akan lebih cepat dan jumlah nya akan lebih banyak dari sarana pendidikan dan kesehatan,karena inilah konsep dasar pemekaran di Papua yg sudah di setting di pusat dan bukan tidak mungkin akan sangat banyak berdatangan imigran2 gelap yg berdatangan ke papua secara ilegal, untuk mencari pekerjaan, ironis nya lagi sampai pengaduk semen saja harus di datang kan dari luar Papua, sperti Jawa dan Sulawesi di era pemekaran wilayah.
SOLUSI PEMECAHAN MASALAH PAPUA
Situasi politik yg di tinggal kan kolonial belanda terhadap rakyat dan tanah Papua,tak surut tertelan waktu,terus bergejolak bak bom waktu yg kapan saja bisa meledak., salah satu persoalan mendasar yg terjadi di Papua saat ini adalah Implikasi dari tidak di hargainya/pengabaian terhadap masyarakat international terhadap Hak Asasi Bangsa Papua untuk menentukan nasib sendiri (the right of Self Determination)
Konflik bersenjata terlihat akhir2 ini sebut saja penyerangan Polsek Abepura,kontak senjata di perbatan PNG,penguasaan bandara perintis kapeso di Mamberamo raya,dan pada tanggal 27 mei 2009 terjadi kontak senjata antara OPM dan BRIMOB semua aksi i tersebut di dalangi oleh OPM, bila saja benar. Ini berarti OPM sudah kembali menunjukkan existensi nya sebagai sayap militer perjuangan Papua Merdeka yg terkenal dengan pergerakan bergelilya di hutan belantara Papua, bahkan akhir ini mereka terlihat lebih berani melakukan perang terbuka di perkotaan, sampai wakil gubernur Papua Alex Hesegem,SE. mengatakn tidak mungkin hal ini di lakukan oleh OPM, dengan alasan OPM tinggal di hutan, padahal sekarng sudah serba canggih jdi apapuan bisa terjadi, contoh nya saja org di pegunungan sudah menggunakan Hp satelit. Namun apa yg di utarakan Pak Hesegem hanya untuk mengamankan posisinya sebagi Wagub Papua.
PEMUDA/I PAPUA PEMEGANG TONGKAT ESTAFET PERJUAANGAN PAPUA MENUJU KEBEBASAN.
Perjalanan perjuangan Papua menju kebebasan bukan hanya aspirasi semata namun ini adalh Ideologi dan Nasionalisme Papua, yg sudah mendarah daging, perjuangan papua saat ini juga terlihat lebih terstruktur mulai dari elemen perjuangan masyarakt,OPM,basis pemuda dan bahasiswa ,tokoh intelektual papua,tokoh2 adat,tokoh2 agama serta diplomat2 Papua yg terkabung dalam suatu jaringan international Free West Papua Campaing(FWPC) dan West Papua Action(WPAC) yg tersebar di beberapa negara di benua Eropa,Amerika,Australian dan Afrika yg bersatu padu menyerukan pembebasan tanah Papua dari kaum penjajah yg licik dan rakus.
Kami pemuda/i Papua adalah penerus cita perjuangan bangsa Papua pemegang tongkat estafet akan berusaha demi jiwa dan raga untuk mengawal bangsa ini , sampai tujuan tercapai “Sampari dek” dalm bahasa biak bintang pagi/bendera Papua berkibar bersama bangsa2 lain di dunia.
Solusi pemecahan masalah Papua bukan dengan Otonomi Khusus dan Pemekaran namun dengan satu bahasa “ Dialog National,International dan Referendum”
Solusi ini adalh harga mati sekarang tinggal kita memaksimal kan tiap2 organ2 perjuangan di Pos masing2 untuk jangan bosan2 untuk terus berjuang lewat apa saja yg ada nilai tambah nya,baik itu education campaing tentang perjuangan Papua melalui ,penulisan buku2 ataupun artikel,kampanye propaganda di masyarakt dan di dunia maya, aksi turun ke jalan dan bila perlu bergabung dalm pertempuran bersama OPM di medan perang di Tanah Papua, karena kebabasan tergantung dari kita, jika kita ingin cepat merdeka maka kita harus berjuang terus jangan hanya berserah pada Tuhan saja tp kita harus bekerja dan berdoa (Ora et Labora) maka kemerdekaan itu pasti akn kita gapai, ini hanya masalah waktu saja.
Saya mencatat beberapa petinggi d RI yg mengatakn maslah lepasnya Papua dari pangkuan RI hanya masalah waktu saja.
“Papua sudah siap untuk merdeka,ini hanhya maslah waktu saja. Karena Sumber Daya Manusia (SDM) Papua sudah mulai mantap,dan punya link international yg terorganisir”
(A.M. Hendropriyono,mantan ka BIN)
“kalo kita tidak serius menangani masalah Papua bukn tidak mungkin daerah ini akan lepas”
(Prof.Dr Muladi,gubernur Lemhanas)
“pemerintah RI harus serius dan lebih cerdas dalm menangani masalah Papua danAceh karena bukan tidak mungkin kedua daerah ini akan lepas,ini hanya maslah waktu saja”
(Prof.Dr.Ryaas Rassyd,pakar otonomi daerah)
Syukur bagiMu Tuhan,
Kau bri kan tahanku
Bri aku Rajin juga
Sampaikan maksud Mu.
** Engelberth Marien, Aktifis Pemuda Papua.